Memahami Orangtua yang Sudah Menua
“Memahami Orang Tua Kita yang sudah Menua”
Banyak anak muda yang merasa cukup terganggu dengan ayah/ibu yang sudah usia lanjut dan cerewet, suka ngomel, banyak bicara, dan lain-lain.
Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya dengan cerewet, suka cerita, ngomel, dan lain-lain, ini sebenarnya bentuk verbal catharsis, yaitu orangtua mengeluarkan unek-uneknya sehingga setelahnya hatinya akan menjadi lega dan nyaman.
Selama orangtua masih mau bicara, mengeluarkan pikiran dan terutama perasaannya dalam bentuk verbal, ini tentu sangat bagus, daripada mereka hanya diam saja. Semakin mereka diam, tidak ada komunikasi, maka akan semakin tidak baik bagi diri mereka.
Sebagai anak kita perlu bijak memahami kondisi dan situasi orangtua kita. Seorang rekan dokter yang sedang dalam proses sertifikasi hipnoterapis berkata, “Walau saya bisa hipnoterapi, saya tidak akan mensugesti ibu saya agar tenang dan tidak cerewet lagi. Memang Ibu saya ini cerewetnya minta ampun. Namun, justru inilah yang membuat Beliau bisa selalu sehat dan panjang umur. Saat ini Beliau berusia 92 tahun.”
Saat kecil, kita cerewetnya minta ampun. Kita bicara hal-hal yang tidak penting, suka mengulang-ulang apa yang sudah dikatakan atau ditanyakan. Namun, karena saat itu kita masih kecil, masih baru belajar bicara, cerewetnya kita dianggap lucu dan menyenangkan. Saat seseorang menjadi tua, suka atau tidak suka ia akan kembali seperti anak kecil. Namun, karena sekarang tubuhnya sudah tua, renta, dan keriput, cerewetnya tidak lagi lucu dan menggemaskan, malah terkesan menjengkelkan.
Sayangilah orangtua apa adanya, dengan segala keluguan dan kekurangan mereka, selama mereka masih ada bersama kita. Suatu saat nanti, saat suara mereka sudah tidak lagi terdengar, kita pasti akan kangen dan merasa kehilangan.
Ingat, nanti kita juga akan menjadi tua, renta, keriput, dan cerewet seperti orangtua kita.
Nah, bagaimana menurut Anda?? Renungkanlah dan Bertindaklah Bijaksana sebelum semuanya Berlalu.
No comments:
Post a Comment