TEORI ALAM SEMESTA
Dapat dikatakan, hampir setiap agama memiliki mitos yang
mencoba menerangkan asal-mula dan segi-segi alami dari alam semesta.
Babilonia kuno, yang mengatakan bahwa dewa-dewa yang paling
awal adalah Absu dan Tiamat yang merupakan dewa air tawar dan dewi
air asin. Dari perkawinan mereka lahirlah dewa-dewa yang lain seperti Ea, Enlil
dan lain sebagainya. Kemudian terjadi perselisihan dan peperangan antara Absu
dan Tiamat melawan anak-anaknya. Absu kemudian berhasil dibunuh sehingga
tinggal Tiamat yang masih hidup. Kemudian Tiamat menciptakan sepasukan
monster untuk mengalahkan pasukan para dewa yang merupakan anak-anaknya.
Pasukan para dewa yang dipimpin Marduk pada akhirnya berhasil mengalahkan dan
membunuh Tiamat. Selanjutnya Marduk menjadi dewa yang paling berkuasa pada
Pantheon Babilonia kuno. la kemudian menciptakan dunia ini beserta manusia dan
hewan untuk melayaninya.
Mesir kuno mempercayai bahwa Dewa Khnumm menciptakan
alam-semesta kemudian membuat manusia dari tanah liat, lalu Dewi Hathor
meniupkan hidup kepada mereka.
Yunani kuno mempercayai, bahwa segala sesuatu dibuat
oleh Oceanus, air yang pertama.
Yahudi kuno serta kaum Kristen memiliki dua legenda
penciptaan, keduanya tercatat di kitab Bible.
Yang pertama mengatakan ;
* Bahwa Hebrew menciptakan alam
semesta serta terang dan gelap pada hari pertama, air dan
daratan kering pada hari ke dua, semua tumbuhan pada hari ke tiga,
matahari dan bulan serta bintang-bintang pada hari ke empat, semua burung dan
hewan pada hari ke lima, lalu laki-laki dan wanita pertama pada hari ke enam.
Legenda penciptaan yang ke dua menyebutkan;
* Bahwa Tuhan membuat bumi, lalu laki-laki pertama, lalu
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, lalu terakhir seorang wanita.
Cina kuno mempercayai Wan Ku memahat alam-semesta yang
sebelumnya berantakan, setelah mati tulangnya berubah menjadi bukit, dagingnya
menjadi tanah, gigi-nya menjadi kandungan logam dan seterusnya, keseluruhan
kejadian itu berjalan selama 18.000 tahun.
Demikian pula, setiap agama mempunyai pemahaman yang berbeda
menyangkut umur dan luas alam semesta, tapi kebanyakan masih dalam jangkauan
pikir manusia. Kitab Bible misalnya, menunjukkan bahwa alam semes-ta berumur
beberapa ribu tahun. Sesuai pergantian zaman lalu mitos dan legenda, kemudian
terganti oleh penelitian alam semesta ilmiah yang modern.
Perkembangan dari Ilmu Fisika modern saat ini telah sampai
pada kesimpulan bahwa alam semesta tidak berawal secara serentak. Alam semesta
secara berkesinambungan berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain,
terbentuk dan hancur, suatu proses tanpa awal dan akhir. Dengan sendirinya,
bila dinyatakan, bahwa bila alam semesta berawal secara serentak, maka
diperlukan energi awal yang terjadi dari sesuatu yang tidak ada dan hal ini
jelas bertentangan dengan kaidah ilmu pengetahuan.
Alam semesta (universe) yang terbayang dalam benak orang awam
biasanya adalah tentang luar angkasa, planet-planet, bintang, tata surya, galaksi,
dan sebagainya. Alam semesta adalah suatu tempat yang sangat luas, di mana
semua benda, materi, makhluk, atau apa saja yang pernah kita ketahui ataupun
belum kita ketahui terdapat di dalamnya. Namun, apakah hanya sebatas itu
gambaran kita (sebagai Buddhis) tentang alam semesta?
Jika kita mau sedikit mengeksplorasi
literatur-literatur Buddhisme, maka kita mungkin akan takjub karena
ternyata Sang Buddha telah mampu mendeskripsikan dan menguraikan segala sesuatu
tentang alam semesta dengan begitu rinci dan jauh.
Ilmu pengetahuan (sains) memang telah melahirkan banyak teori
dan penjelasan mengenai asal usul dan komposisi alam semesta. Sebagian dari
kita semua sudah banyak belajar sains di bangku pendidikan, dan kemudian kita
menjadi tahu bahwa alam semesta menyimpan banyak sekali misteri. Buddha Dhamma
memecahkan semua misteri tentang alam semesta dan membuat kita semakin memahami
bagaimana sesung-guhnya kehidupan di alam semesta ini berjalan.
TEORI
ALAM SEMESTA
Alam semesta merupakan sebuah ruang yang sangat besar,
terisi dengan banyak hal yang bisa mengejutkan kita, termasuk hal-hal yang jauh
dari bayangan kita. Pada abad ke-19, Immanuel Kant dan La Place menyatakan
teori Kabut atau teori Nebula tentang alam semesta. Teorinya
disempurnakan oleh van Wizzacker (1944) dan G.P. Kuiper (1951) menjadi teori
Kondensasi. Menurut teori ini, kabut gas dan debu terdiri dari helium dan
hidrogen. Bahan kabut ini hilang ke dalam jagad raya dan sisanya terus
mendingin. Karena pendinginan maka terus menyusut dan mulai berputar. Selama
proses ini bentuknya berubah menjadi bulat pipih dan akhirnya menjadi seperti
cakram. Selama menyusut dan berputar, bahan di bagian luar tertinggal. Bahan
ini merupakan pembentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Massa intinya
menjadi matahari. Menurut teori ini, alam jagad raya terdapat banyak sekali
tata surya.
Teori kosmologi modern dimulai
oleh Friedman pada tahun 1920 dan dikenal juga sebagai Model
kosmologi standar. Model kosmologi standar dimulai dengan prinsip dalam
skala besar alam semesta homogen dan sotropis serta pengamat tidak berada
pada posisi yang istimewa di alam semesta. Model ini juga menyatakan bahwa alam
semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu berhingga, dimulai dari
keadaan yang sangat panas dan padat.
Namun sesungguhnya, alam semesta yang
kita lihat saat ini berbeda jauh dengan masa lalu. Jika manusia mengalami
yang namanya pertumbuhan dari bayi sampai dewasa, alam semesta juga demikian.
Di awal sejarahnya, alam semesta merupakan daerah yang sangat panas dan padat.
Suatu keadaan yang berbeda jauh dari alam semesta yang ada saat ini yang sudah
sangat layak menjadi tempat hunian.
Jika kita menelaah ke masa lalu, maka
akan ditemukan pada saat awal sejarah alam semesta, keadaannya yang panas tidak
memungkinkan adanya atom, karena elektron bergerak bebas dan pada keadaan yang
lebih awal lagi, nuklir terpisah menjadi proton dan netron, dan alam semesta
merupakan plasma yang luar biasa panas yang terdiri dari partikel-partikel sub
nuklir. Jika kita telusuri lebih jauh lagi ke awal alam-semesta maka akan
ditemukan kalau alam semesta memiliki titik awal yang dikenal sebagai dentuman
besar atau ledakan besar (Big bang).
TEORI BIG BANG
TEORI BIG BANG
Teori Dentuman Besar atau Big Bang dicetuskan pertama kali
oleh Georges LemaƮtre (Fisikawan Belgia dan juga Pendeta Katolik,
1894–1966) pada tahun 1931.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari
ledakan maha dahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini
melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta.
Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk
bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya di
alam semesta ini. Para ilmuwan juga percaya bahwa Big Bang membentuk sistem
tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori Relativitas Umum
dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan
galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta
akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam
semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin
Hubble melakukan observasi dan melihat galaksi yang jauh dan bergerak
selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara
galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa
alam semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun
bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkira
an bahwa alam semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar
pada suatu saat di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu alam semesta memiliki ukuran nol, dan berada
pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan
laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya
segera mengkerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih
kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, alam
semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun.
Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengem-bang dan
mendingin. Alam semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per-seribu juta
tahun. Alam semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin
kecil, dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun
andaikata alam semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk
beberapa milyar tahun lagi. Berbagai macam energi yang ada di alam semesta ini
jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang, yaitu energi pada saat
penciptaan. Jumlah total seluruh energi di alam semesta ini adalah tepat nol.
EVOLUSI BINTANG
Dalam teori Evolusi bintang, disebutkan bahwa bintang-bintang
yang ada di alam semesta mengalami kehancuran melalui sebuah proses reaksi
nuklir (pembakaran) yang disebut supernova. Sepintas supernova
merupakan tahap akhir dari kehidupan sebuah bintang. Namun, kita tidak boleh
lupa bahwa bintang-bintang dan planet pengiringnya juga dilahirkan dari
keruntuhan gravitasi onal awan gas dan debu antar bintang. Dengan
demikian, Supernova selain merupakan akhir dari riwayat sebuah
bintang, di sisi lain juga merupakan pemicu tahapan evolusi bintang yang
melahirkan bintang-bintang baru. Banyak dari elemen-elemen berat yang
dihasilkan selama hidup sebuah bintang atau setelah meledak menjadi sebuah
supernova tersebar di ruang antar bintang. Sebagian dari "debu
bintang" ini bergabung dengan gas yang runtuh dan membentuk bintang
lain di suatu tempat.
Milyaran tahun kemudian, generasi bintang-bintang
berikutnyapun terlahir. Masing-masing bintang bisa dikelilingi oleh lingkaran
gas dan debu yang dapat menyatu dan membentuk planet berisi elemen-elemen berat
seperti kalsium, karbon, dan besi. Adalah kenyata-an yang menakjubkan bahwa
kita semua tersusun dari elemen-elemen itu. Nitrogen dalam DNA kita, kalsium
dalam tulang dan gigi kita, dan besi dalam darah kita, semua atom yang
membentuk tubuh kita, terbentuk milyaran tahun yang lalu di perapian yang
berasal dari keruntuhan sebuah bintang. Kita semua terbuat dari materi bintang.
DUNIA LAIN
Dalam pengetahuan modern, penemuan-penemuan ilmiah, kita
semua dapat memahami bahwa keterbatasan-keterbatasan dunia manusia dan
hipotesis mengenai sistem-sistem dunia lain (luar) adalah mungkin sekali
keberadaannya dalam bagian lain dari alam semesta. Keberadaan sistem-sistem
dunia lain tersebut telah dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern
(science). Bagaimanapun, para ilmuwan modern sekarang sedang menyusun
hipotesis bahwa terdapat kemungkinan adanya bentuk kehidupan lain di
planet-planet lain.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern yang
sangat pesat, kita mungkin segera dapat menemukan adanya kehidupan pada
planet-planet lain di posisi terjauh dari galaksi kita. Mungkin juga kita akan
mendapati bahwa bentuk-bentuk kehidupan tersebut memiliki kesamaan hukum dengan
kehidupan kita. Mereka bisa saja berbeda secara fisik dengan kita dari
penampilan, elemen-elemen penyusunnya, atau komposisi kimianya, dan hidup di
dalam dimensi yang berbeda pula. Mereka juga mungkin jauh lebih hebat atau
lebih lemah dari manusia. Mengapa planet Bumi menjadi satu-satunya planet yang
memiliki bentuk-bentuk kehidupan, Sedangkan Bumi adalah sebuah bintik yang
sangat kecil di dalam sebuah alam semesta yang sangat besar ?.
Sir James Jeans, seorang pakar astrofisika terkemuka,
memperkirakan bahwa seluruh alam semesta terdiri dari sekitar satu milyar kali
lebih besar dari luas area antariksa yang dapat dilihat melalui
teleskop. Dalam bukunya, The Mysterious Universe, dia menyatakan
bahwa jumlah total penemuan alam semesta mungkin seperti jumlah butiran pasir
yang terdapat di pantai laut di seluruh dunia. Ketika kita terus menimbang-
nimbang keluasan alam semesta ini, yang kita sebut 'luar
angkasa', hipotesis mengenai apakah sistem sistem dunia lain
sungguh-sungguh ada adalah sangat mungkin secara ilmiah.
Dalam penemuan ilmiah modern, kita dapat memahami
keterbatasan-keterbatasan dunia manusia. Kini ilmu pengetahuan telah
menunjukkan bahwa dunia manusia berada dalam pembatasan frekuensi-frekuensi
yang bergetar yang dapat diterima oleh indera kita. Di sisi lain, ilmu
pengetahuan juga menunjukkan bahwa terdapat getaran frekuensi-frekuensi yang
lain yang berada di atas atau di bawah jangkauan penerimaan oleh indera kita.
Dengan penemuan gelombang radio, sinar X, dan gelombang mikro, kita dapat
menyadari bahwa keterbatasan penglihatan kita yang telah 'diperdaya' oleh
organ indera kita. Kita menegok alam semesta melalui celah yang hanya mampu
dilihat oleh indera kita, seperti halnya seorang anak kecil yang mengintip
melalui lubang kunci sebuah pintu. Kesadaran dari keterbatasan persepsi kita
menunjukkan kepada kita kemungkinan akan adanya sistem-sistem dunia lain yang
terpisah dari dunia kita atau yang terinterpenetrasi dengan dunia kita.
No comments:
Post a Comment