Avalokittesvara adalah Bodhisattva pemancar berkah
Maitri (Cinta Kasih) dan Karuna (kasih sayang) yang memiliki kebesaran yang
tiada tara. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menolong para Makhluk
yang menderita di dunia ini. Banyak yang memujaNya, termasuk di Indonesia, umat
Buddha sejak Wangsa Sailendra telah memujaNya, terbukti dengan adanya Candi
Borobudur dan Mendut, dimana Candi Mendut terdapat Rupang (patung)
Avalokittesvara Bodhisattva. Dalam kepercayaan jawa ia dikenal juga
sebagai Dewi Sri, dikalangan kepercayaan Tionghoa ia dikenal sebagai Dewi Kwan
Se Im Poo Sat.
Pemujanya banyak yang telah menerima berkahnya, tetapi
diantaranya ada yang tidak tahu sama sekali tentang asal-usulNya, bahkan ada
yang tidak mau mempersoalkanNya, yang penting bagi mereka dapat memujanya dan
mohon pertolonganNya. Ada yang berpendapat Avalokittesvara Bodhisattva adalah
Miau San Kung Cu dari legenda Cina. Pendapat ini adalah tidak benar.
Asal mula Avalokittesvara Bodhisattva.
Pada beberapa kalpa yang lalu, ada Pratyeka Buddha
bernama : Saddharma Virya Tatagatha Buddha. Saat ia memasuki tingkat
kesempurnaan mencapai tingkat kesucian Pratyeka Bodhi terdengar olehNya keluh
kesah penderitaan para makhluk yang berasal/akibat dari hasil perbuatan/buah
karma dari makhluk itu sendiri yang tidak baik. Saddharma Virya Tatagatha melihat
bahwa pada dasarnya setiap makhluk memiliki benih ke-Buddha-an dan memiliki
kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat kebuddhaan. Semua makhluk manusia
mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat ke- Buddha-an. Semua
makhluk manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat
Ke-Buddha-an, asalkan ia mau berjuang dengan melaksanakan Sad Paramita (Dana
Paramita, Sila Paramita, Ksanti Paramita, Virya Paramita, Dhayana Paramita,
Prajna Paramita).
Melihat kesunyataan ini, timbullah rasa belas kasihan dari
Saddharma Virya Tatagatha dan ia bertekad dengan Maha Maitri Karuna (Kekuatan
Cinta Kasih dan Kasih Sayang) Nya menolong para makhluk agar terbebas dari
penderitaan dunia, Prasetya/Kaul diujarkan, saat itu juga di udara muncul para
Buddha dan para Bodhisattva Mahasattva yang memuji kebesaran tekad dari
saddharma Virya Tatagatha, sambil mengucapkan mantra “Maha Maitri Karuna
Sahashera Bhujerah Sahashera Netra Dharani”.
Referensi: Kitab Suci “Maha Karuna Dharani Sutra” .
Mantra ini merupakan dasar pokok kekuatan dari saddharma
Virya Tatagatha Buddha (kwan Im Poo Sat) dalam menolong para makhluk dari
penderitaan dunia loka ini.
Jasa dan pahala Saddharma Virya Tatagatha Buddha
tiada taranya, ia dengan memperhatikan dan menolong suara keluh kesah
penderitaan makhluk di dunia ini, maka oleh Sakyamuni Buddha ia
diberi nama: AVALOKITTESVARA BODHISATTVA dengan memperhatikan keluh
kesah penderitaan para makhluk dan menolongnya). Pengertian ajaran dan kegaiban
serta cara menolong Avalokittesvara Bodhisattva terdapat dalam kitab suci Saddharma
Pundarika Sutra, bagian XXV tentang “AVALOKITTESVARA BODHISATTVA
SAMANTHA-MUKHA PARIVARTA”
Sutra Avalokittesvara Bodhisattva Samantha-mukha
Parivarta/Kitab Suci mengenai Kwan Se Im Poo Sat.
Bunyi Saddharma Pundarika Sutra bagian XXV ini antara lain
adalah:
Waktu itu Akohayamati Bodhisattva Mahasattva bangkit dari
tempat duduknya, dengan jubah terbuka bahu kananNya menyembah kepada Sang
Buddha, seraya berkata: “Sang Tatagatha, apakah sebabnya sehingga
Saddharma Virya Tatagatha disebut Avalokittesvara Bodhisattva?”
Sang Buddha memberikan penjelasan sebagai berikut: “Siswa
pria yang berbudi, jikalau terdapat, para makhluk, ratusan, ribuan, laksaan,
jutaan tiada taranya, menderita berbagai penderitaan, mendengar nama
Avalokittesvara Bodhisattva segera memusatkan perhatiannya kepada nada suara
tersebut: terbebaslah semua penderitaannya.
Penjelasan singkat:
Buddha adalah nama yang telah mencapai tingkat kesempurnaan,
yang telah bebas dari segala penderitaan: dan yang dapat membimbing semua
makhluk keluar dari roda samsara/alam penderitaan.
Buddha ada tiga jaman: dahulu, sekarang dan yang akan datang.
Buddha jaman dahulu banyaknya tiada terkira, yang umum
dikenal ada 7 Buddha:
- Namo Bhagavate Dridadasurasenapraharanarajaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
- Namo Bhagavate Amitabhaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
- Namo Bhagavate Akshobyahya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
- Namo Bhagavate Bhaishajaguru Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
- Namo Bhagavate Sampuspitasalendrarajaya Arhate Samyaksambuddhaya.
- Namo Bhagavate Sakyamunaye Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
- Namo Bhagavate Ratnakusumaketurajaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya.
Buddha jaman sekarang adalah Sakyamuni Buddha (Sidharta
Gautama Buddha) atau lebih dikenal Dengan sebutan “Sang Buddha”, Buddha
yang akan datang disebut “Maitreya”.
“Siswa pria yang berbudi” artinya murid Sang Buddha yang
mendengarkan dan melaksanakan Buddha Dharma dalam kehidupannya sehari-hari.
(pria = jiwa besar, jadi bukanlah pengertian laki-laki).
“Jikalau terdapat para makhluk, ribuan, laksaan, jutaan tiada
taranya” artinya jumlah para makhluk yang hidup pada 6 alam tumimbal lahir
yaitu:
- Alam Dewa,
- Alam Asura,
- Alam Manusia,
- Alam Binatang,
- Alam Setan kelaparan
- Alam Neraka.
Setiap manusia sebelum ia memperoleh tingkat kesucian
(kesempurnaan yang sejati) dalam penghidupannya. Setelah ia meninggal akan
dilahirkan disalah satu 6 alam tumimbal lahir yang penuh penderitaan ketidak
kekalan, hasil buah karma yang buruk, yang disebabkan oleh perbuatannya yang
lalu.
"Mendengar nama Avalokittesvara Bodhisattva, dengan
sujud hati memuja namaNya, Avalokittesvara Bodhisattva segera memusatkan
perhatiannya kepada nada suara tersebut artinya para penderita, baik akibat
karma yang lalu maupun sekarang, asalkan dengan sujud hati (konsentrasi) memuja
namanya, Avalokittesvara Bodhisattva akan menolong penderitaan makhluk
itu."
“Terbebaslah semuanya” artinya terbebaslah/lenyaplah semua
penderitaan yang dimohonkan/dimintakan oleh si penderita kepada Avalokittesvara
Bodhisattva, timbulnya kebahagiaan.
Berkah memuja nama Avalokittesvara Bodhisattva:
Dari isi sabda Sang Buddha ini, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa Sang Buddha mengajarkan kepada umatNya untuk memuja nama Avalokittesvara
Bodhisattva agar terbebas/tertolong dari penderitaan dunia. Timbul pertanyaan:
apakah dengan hanya memuja saja nama Avalokittesvara Bodhisattva kita akan
terbebas dari buah karma buruk?.
Kita hidup dialam manusia yang penuh dengan aneka macam
percobaan dari kehidupan ini, baik yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
(yang dapat membuat diri kita lupa daratan, dendam, irihati maupun benci).
Semua yang terjadi dalam kehidupan kita ini, semuanya adalah hasil dari pikiran
kita yang lalu, yang dilakukan oleh ucapan, pikiran, dan badan.
Dengan ucapan, pikiran dan badan kita melakukan perbuatan
jahat yang mengakibatkan karma buruk atau sebabnya penderitaan. Jika kita ingin
bebas dari penderitaan, dariNya juga kita merubahnya, asalkan kita yakin: apa
yang kita lakukan pasti dapat berubah, manis atau pun pahit, tergantung dari
bentuk peruatan kita tersebut.
Dengan sujud hati dan memuja nama Avalokittesvara
Bodhisattva, berarti kita selalu melakukan karma baik, karena: mulut
menyebut/memuja namaNya, pikiran konsentrasi kepadanya dan badan bersujud
kepadaNya. Terbebaslah/lenyaplah penderitaan.
Karenanya, kepada siapa yang selalu melaksanakan Dharma
(ajaran) Nya dalam kehidupan sehari-hari, melaksanakan
ibadah/kebaktian/sembahyang, puja bakti dan memuja nama para Buddha dan para
Bodhisattva Mahasattva selalu berada didekatnya dan memberkahinya, ia akan
memperoleh keadaan batin yang seimbang dan bersih, bebas dari rasa gelisah, jauh
dari penyakit, rasa kekurangan dan kesusahan, bertambahnya karma baik, selalu
sukses dalam kehidupan, yang akhirnya timbul kebahagiaan dan berkembangnya jiwa
keBuddhaan bebas dari segala penderitaan.
“Namo Avalokittesvara Bodhisattva” “Segala Puji
Dipersembahkan kepada Avalokittesvara Bodhisattva yang maha penolong”.
Sarva Buddha Bodhisattvabhaya Sukhiastu Bhavantute Semoga
Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memberikan Berkah
dan Kebahagiaan bagi Anda sekalian.
No comments:
Post a Comment