AMITABHA BUDDHA { OMITHOFO / AMITUOFO }
Amitābha Buddha adalah seorang Buddha surgawi
yang dijelaskan dalam kitab suci Tipiṭaka aliran Buddha Mahāyāna.
Amitābha adalah buddha utama di sekte Tanah Murni yang berkembang
terutama di Asia Timur. Menurut kitab ini, Amitābha menjadi Buddha dikarenakan
dari perbuatan baik atas kehidupan masa lalu yang tak terhitung jumlahnya, yang
terlahir sebagai Bodhisattva bernama Dharmakāra. "Amitābha" dapat
diterjemahkan sebagai "Cahaya tidak terbatas", karena itu Amitabha
sering disebut sebagai "Buddha dengan Cahaya tidak terbatas".
Menurut Sutra Kehidupan Tanpa Batas atau Sutra
Agung Kehidupan Tak Terhingga (Mahāyāna Amitāyus Sūtra), Amitābha dulunya,
pada masa yang sangat lampau dan kemungkinan pada solar sistem yang lain,
seorang bhikku bernama Dharmakāra. Pada beberapa versi
dari sūtra, Dharmakāra digambarkan sebagai
mantan raja Yang, setelah mendengar ajaran dari Buddha
Lokesvararaja, kemudian meninggalkan tahtanya. Ia kemudian berketetapan hati
untuk menjadi seorang Buddha dan memiliki sebuah Buddhakṣetra ( tanah suci
Buddha , suatu alam yang terdapat di alam semesta primordial di luar Ruang dan Waktu biasa, dihasilkan dari kumpulan
pahala yang dikumpulkan sang Buddha) dimana segala isinya sempurna. Ketetapan
hati tersebut tertuang dalam 48 Ikrar Amitabha, menggambarkan jenis tanah
suci Buddha seperti apa yang diaspirasikan oleh Dharmakāra, persyaratan
seperti apa agar dapat terlahir di sana, dan wujud setiap makhluk yang terlahir
di sana.
Pada versi sūtra yang
dikenal luas di China, Vietnam, Korea, dan Jepang, Sumpah
ke-18 Dharmakāra adalah bahwa setiap makhluk di alam semesta manapun yang ingin
terlahir di Tanah Suci Amitābha dan menyebut namanya bahkan hanya sebanyak 10
kali akan dipastikan untuk terlahir kembali di sana. Sumpah ke-19
menjanjikan bahwa, bersama dengan para Bodhisatwa dan
makhluk suci lainnya, akan muncul di hadapan mereka yang menyebut namanya pada
saat menjelang kematian. Keterbukaan dan penerimaan terhadap semua manusia
tanpa terkecuali membuat Aliran Tanah Suci memiliki pengaruh besar
terhadap Mahāyāna Buddhisme. Aliran Tanah Suci awalnya menjadi
populer di barat laut India/Pakistan dan Afganistan,
selanjutnya menyebar sampai ke Asia Tengah and China.
Sūtra tersebut juga menjelaskan bahwa Amitābha, setelah
mengumpulkan kebajikan yang sangat besar selama sejumlah kehidupan yang tak
terhingga, akhirnya mencapai Kebuddhaan dan hingga sekarang masih berdiam di
tanah sucinya yaitu Sukhāvatī, yang digambarkan memiliki banyak kebaikan
dan kegembiraan.
Doktrin dasar mengenai Amitābha dan sumpah-sumpahnya ditemukan
pada tiga kanonikal teks Mahāyāna :
- Sutra Kehidupan Tanpa Batas/Sutra Panjang Sukhāvatīvyūha
- Sutra Amitabha/Sutra Pendek Sukhāvatīvyūha
- Sutra Perenungan/Sutra Amitāyurdhyāna
Amitābha adalah Buddha cinta
kasih tanpa batas. Beliau tinggal di barat (digambarkan dalam posisi meditasi)
dan berupaya untuk mencerahkan setiap makhluk (digambarkan dalam posisi memberi
berkah). Teknik paling penting yang beliau ajarkan adalah
memvisualisasikan seluruh alam di sekitar sebagai tanah suci. Siapapun yang
melihat dunianya sebagai tanah suci akan membangkitkan energi pencerahannya.
Dunia dapat terlihat sebagai tanah suci dengan jalan menyatukan pikiran-pikiran
positif (pikiran pencerahan) atau dengan mengirimkan cinta kasih kepada semua
makhluk (berharap semua makhluk berbahagia). Menurut doktrin Amitabha,
seseorang dapat datang ke tanah suci Amitābha jika pada saat
menjelang kematiannya, mereka memvisualisasikan Amitābha bercahaya
terang seperti matahari tepat di atas kepala mereka, mengulang-ulang nama
beliau sebagai mantra dan melepaskan jiwa (kesadaran) melalui cakra mahkota.
No comments:
Post a Comment