TERPUJILAH PARA BUDDHA, PARA BHODHISATTVA MAHASATTVA, SERTA PARA ARYA NAN BIJAKSANA..._/\_ NAMO BUDDHAYA _/\_


Hidup bukan untuk berharap, memohon, mengeluh.. Tapi hidup untuk berlatih, berusaha, berdoa dan teruslah berbuat baik.
Biarlah para mahluk suci menilai, melihat ketulusan dan keikhlasan dalam kebaikan yang kita lakukan. Selalu bersyukur saat para Buddha, Bodhisattva, Dewa, manusia atau mahluk suci lainnya memancarkan Welas Asih-nya kepada kita.

W E L C O M E ( E H I P A S S I K O )

Tuesday 19 November 2013

BHAISAJYAGURU BUDDHA

Bhaisajya Guru Buddha - YAO SHI FO


Kelahiran, Sakit, Menjadi Tua, dan Kematian adalah 4 (empat) penderitaan terbesar dalam kehidupan manusia. Salah satu di antaranya adalah penderitaan karena sakit, dapat dikatakan adalah yang paling menderita di antara ke-4 penderitaan tersebut. Bahkan di zaman modern sekarang ini di mana ilmu kedokteran berkembang dengan amat pesatnya, menderita karena sakit adalah suatu hal yang sulit dihindari oleh setiap orang.
Oleh karena ini, dalam kepercayaan di kalangan masyarakat : Tabib Dewa, atau Dewa Obat, dengan sendirinya menjadi sandaran dan mendapat penghormatan secara khusus dari rakyat. Dalam khasanah dewata Buddhisme Tionghoa, muncullah Buddha Guru Obat untuk menyembuhkan penyakit.

Yao Shi Fo {Hok Kian = Yo Su Hut} berarti Buddha Guru Obat, disebut juga  Yao Shi Liu Li Guang Ru Laiatau  Yao Shi Ru Lai, atau  Da Yi Wang Fo.
Yo Su Hut (Sansekerta = BhaisajyaGuru Buddha) adalah salah satu Buddha dari masa yang paling awal. Beliau dikenal sebagai Buddha yang ahli dalam menyembuhkan penyakit. Yo Su Hut sebagai guru pengobatan amat dekat di hati masyarakat luas, karnea banyak orang telah memperoleh berkah dalam bentuk kesembuhan secara ajaib dari penyakitnya. Selain menyembuhkan penyakit, Yao Shi Fo dapat juga menghindarkan malapetaka & memberikan kemakmuran bagi para pemujanya. Sehingga banyak orang yang semula tidak mengenalnya, menjadi tertarik & memujanya.

Sejak Dinasti Jin (312-420 Masehi), Sutra dari Yao Shi Fo ini: Bhaisajya Guru Sutra, telah diterjemahkan dalam bahasa Mandarin. Namun karya terjemahan yang paling terkenal & masih banyak dibaca sampai sekarang adalah terjemahan oleh Maha Thera Xuan Zang pada masa Dinasti Tang, dan pada waktu itu dikenal dengan nama Bhaisajya Guru Vaidurya Prabhasa Tathagata atau Sutra dari Guru Penyembuhan.

Gelar “Guru Penyembuhan” adalah terjemah dari bahasa Sanskrit “Bhaisajya Guru Buddha” yang berarti Buddha yang memberkati para pemujanya dengan membebaskan mereka dari kesulitan-kesulitan dunia. Selain penyembuhan, perlindungan  dari mara bahaya, Yao Shi Fo juga memberikan berkah panjang umur & membantu arwah-arwah orang yang telah meninggal dunia menuju Nirwana.

Kebesaran Yo Su Hut memperoleh banyak simpati dari para pemujanya. Namanya sangat terkenal, namun kelenteng yang khusus hanya memuja beliau saja jarang ada. Di kelenteng-kelenteng atau wihara besar seperti Shao Lin Si di Song Shan, & Bi Yun Si di Xiang Shan, Yao Shi Fo selalu ditampilkan bersama-sama dengan Shi Jia Mou Ni Fo (Buddha Sakyamuni) & A Mi Tuo Fo (Buddha Amitabha). Mereka bertiga disebut San Bao atau Tri Ratna (Tiga Mestika).

Seperti kita ketahui dalam Buddhisme yang disebut Tri Ratna adalah Buddha,  Dharma &  Sangha. Buddha adalah orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna, Dharma adalah ajaran-ajaran suci Sang Buddha, & Sangha adalah persaudaraan suci para Bhikkhu/Bhikkhuni.  Dalam Bahasa Mandarin, Buddha disebut sebagai Fo Bao, Dharma disebut sebagai Fa Bao, & Sangha disebut  Seng Bao. Ketiganya secara bersama disebut San Bao (Sansekerta = Tri Ratna). San Bao ini dalam Khasanah Dewata Buddhisme Tionghoa dipersonifikasikan dengan 3 (tiga) tokoh, yaitu : Shi Jia Mou Ni Fo sebagai Fo Bao, A Mi Tuo Fo sebagai Fa Bao, & Yao Shi Fo sebagai Seng Bao.

Karena ketiganya amat mirip satu dengan lainnya, untuk membedakan , dalam Buddhisme Tiongkok : Yao Shi Fo biasanya ditampilkan dengan memegang mangkuk obat & pagodaTapi bila dipuja tersendiri, Yao Shi Fo dilukiskan dengan memegang lambangnya, yaitu pagoda di tangan kiri, didampingi  Ri Guang Bian Zhao Pu Sa &  Ye Guang Bian Zhao Pu Sa. Bertiga disebut  Dong Fang San Sheng.

Dalam Buddhisme TibetanYao Shi Fo (Sangye Menla) digambarkan memiliki tubuh berwarna biru (memancarkan cahaya Lapis Lazuli/Vaidurya),dengan memakai jubah 3 lapis seorang biksu,Tangan kiri berposisi seperti meditasi dengan memegang sebuah mangkok berisi obat-obatan dan nektar, sementara tangan kanan memegang buah Aruna, yang dalam beberapa Thangka (lukisan Buddhis Tibet) , dari Buah itu muncul semacam tunas atau daun yang berbunga.

Pada waktu masih Bodhisatva, Yao Shi Fo pernah mengucapkan “12 Ikrar Agung” untuk membebaskan makhluk hidup dari belenggu penderitaan, memperteguh kepercayaan mereka, menyadarkan mereka dari jeratan ajaran-ajaran sesat, menyembuhkan badan orang-orang cacat, membebaskan umat yang akan menjalani hukuman mati, mengawasi & membimbing mereka menuju keterbebasan, dan membimbing mereka menuju kehidupan bahagia & tenteram. Keseluruhan 12 Ikrar Agung tersebut, 7 di antaranya adalah khusus untuk membebaskan manusia dari penyakit badaniah & mengusir kebingungan orang yang tidak mendapat santapan rohani.

Hari ulang tahun Yao Shi Fo diperingati setiap tahun pada bulan 9 tanggal 30 Imlek.

Bhaisajyaguru Buddha memiliki 12 orang pengikut sebagai pengawalnya. Ke 12 pengawal ini memiliki kekuatan untuk melindungi orang-orang yang melaksanakan Sadhana Bhaisajyaguru Buddha. Bila pelaksana ketika melakukan Sadhananya itu dapat mencapai kontak batin dengan Bhaisajyaguru Buddha, maka akan dapat memerintahkan ke-12 prajurit tersebut untuk mendatangkan kekuatan yang tidak terhingga dan menjaganya dari segenap mara bahaya sepanjang hari secara bergantian.12 Jendral Bhaisajyaguru Buddha antara lain: Kumbhira, Vajra, Mihira, Andira, Anila, Sandila, Indra, Pajra, Makura, Kinnara, Catura, dan Vikara.


No comments:

Post a Comment