Awal Mula Sebagai Pelindung Dharma (
Dharmapala ).
Kisah berikut ini terjadi beberapa ratus tahun setelah
gugurnya Guan Yu. Berdasarkan catatan sejarah Buddhis -
Fozhu Tongji (佛祖統紀 - Taisho Tripitaka 2053), pada
awal bulan 12 Imlek tahun 592 M, (Dinasti Sui, era Kai Huang ke- 12),
Pendiri Aliran Tian Tai Tiongkok – Master Zhi Yi (智顗), yang
juga dikenal dengan sebutan Master Zhizhe (智者) tiba di sekitar Gunung
Yuquan di Dangyang, Jingzhou. Melihat suasana pegunungan di wilayah
itu sangat menawan maka bermaksud membangun sebuah vihara untuk
membabarkan Dharma di tempat itu. Di situ ada sebuah telaga besar,
dari telaga itu terpisah seratus langkah lebih ada sebuah pohon besar yang
sangat rindang, Zhi Yi kemudian bermeditasi di bawah pohon itu. Pada
suatu hari, langit tiba-tiba menjadi gelap, cuaca berubah, di empat
penjuru tertampak para makhluk gaib. Saat itulah muncul seekor ular
raksasa ganas yang panjangnya sepuluh zhang lebih (1 zhang sekitar
3,33 meter). Tertampak berbagai wujud hantu dan siluman
dengan bermacam senjata seperti golok, pedang dan panah yang jatuh
dari langit bagaikan air hujan. Penampakan ini berlangsung terus
selama 7 hari, namun Zhi Yi tidak tergoyahkan. Selepas hari ke-7, Zhi
Yi berucap, “Yang kalian lakukan ini adalah karma buruk yang menyeret
pada proses kelahiran dan kematian. Serakah pada buah karma baik
duniawi yang tersisa, pun tidak menyesali apa yang kalian perbuat.”
Begitu ucapan ini berakhir, segala penampakan menyeramkan itu hilang
lenyap. Cuaca kembali menjadi cerah, bulan terlihat jelas sekali.
Saat itu muncul dua orang lelaki yang tampak berwibawa.
Yang lebih tua ber- janggut lebat, sedang yang lebih muda
mengenakan topi dan berwajah rupawan. Lelaki yang lebih tua maju ke
hadapan Zhi Yi dan berucap, “Saya adalah Guan Yu. Oleh karena situasi era
akhir Dinasti Han sangat kacau, saya lalu ingin memulihkan silsilah
kerajaan, namun apa daya kenyataan yang terjadi tidak sesuai
dengan yang saya harapkan. Setelah meninggal saya menjadi raja gunung
ini. Yang Arya, dengan tujuan apakah Anda datang ke sini?” Zhi Yi
menjawab, “Saya berharap dapat membangun vihara membabarkan Dharma di
tempat ini.” Guan Yu menjawab, “Mohon Yang Arya dapat
memaafkan perbuatan bodoh saya sebelumnya dan berwelas asih pada
kami. Tidak jauh dari sini ada sebuah gunung yang berbentuk perahu
terbalik, tanahnya dalam dan tebal. Saya dan putra saya, Guan Ping,
akan membangun vihara di sana untuk melindungi Buddha Dharma. Mohon
Anda terus melanjutkan meditasi dengan tenang, 7 hari kemudian vihara akan
rampung.”
Master Zhi Yi kemudian kembali bermeditasi, 7 hari
kemudian menuju ke tempat yang disebutkan Guan Yu. Ternyata tempat
yang sebelumnya merupakan telaga yang sangat dalam telah menjadi rata dan
terlihat sebuah vihara yang megah dan menawan. Vihara itu
kemudian diberi nama Vihara Yuquan (玉泉寺). Suatu
hari Guan Yu muncul di hadapan Master Zhi Yi dan berkata, “Saya hari
ini mendengar Dharma tentang metode meninggalkan kehidupan duniawi, sebab
itu berikrar ingin membersihkan
batin, menerima Sila dan selamanya menjalankan Jalan
Bodhi.”
Master Zhi Yi kemudian membangun sebuah kuil untuk
Guan Yu di sebelah barat laut Vihara. Sebuah batu ukiran yang
bertajuk tahun 820 M di Vihara Yuquan mengisahkan tentang pertemuan
antara Guan Yu dan Zhi Yi tersebut. Di dinding kuil yang didirikan
Zhi Yi untuk Guan Yu, tertulis syair berpasangan: “ Wajah merah
dengan hati merah, menunggang kuda kelinci merah mengejar angin, sewaktu
melesat tidak melupakan Kaisar Merah. Dengan pelita hijau membaca kitab
sejarah, bersenjatakan golok bulan sabit naga hijau, di tempat yang paling
tersembunyi tidak menyalahi langit biru.”
Syair berpasangan ini memuji keperkasaan dan kesetiaan Guan
Yu, ini bisa kita ketahui dari maknanya yang adalah sebagai berikut: Berparas
merah lebam dan berjiwa setia (yang disimbolkan sebagai berhati merah),
menunggang kuda perkasa berbulu merah berkepala seperti kelinci yang
larinya secepat angin, ketika melesat di atas pelana kudanya ke segenap
penjuru tidak lupa bahwa dirinya adalah jendral Kaisar Han, Di bawah
sorotan pelita minyak berwarna hijau membaca kitab sejarah yang terukir di
batangan bambu hijau, membawa golok bulan sabit naga hijau, di dalam benak
sanubarinya yang terdalam tidak ada perbuatan tercela yang
melanggar Langit. Sebuah syair yang sangat indah yang melukiskan paras
wajah, kuda, senjata, kesetiaan, kegemaran hingga moralitas Guan
Yu. Kisah serupa juga tercatat dalam dua kitab yang lain. Salah
satunya adalah Chongxiu Yuquanshan Guanmiao Ji (重修玉泉山 关庙记 – Catatan Pemugaran Kuil Guan Yu Gunung Yuquan) yang
ditulis oleh Dong Ting (董侹) semasa Dinasti Tang pada
tahun 820. Dari catatan ini bisa diketahui adanya dua hal, yakni:
menjelaskan lokasi Kuil Guan Yu yang terletak 300
langkah di arah barat laut Vihara Yuquan.
mencatat peristiwa perjumpaan Master Zhi Yi dengan Guan
Yu.
Kitab satunya lagi adalah Guandizhi Lingyi Jian Yuquan
edisi Qing Qianlong (清乾隆版 《關帝志•靈異•建玉泉 – Catatan Guan Di, Pengalaman
Gaib, Mendirikan Yuquan, edisi Qian Long Dinasti Qing) yang
menuliskan: Tahun Suikaihuang 12 (592), di Dangyang Zhi Zhe dari
Tiantai pada malam hari bermimpi Guan Gong menunjukkan kegaiban, berjanji
“ Saya seharusnya menyumbangkan tenaga mendirikan sebuah vihara
melindungi Buddha Dharma”, lalu mempertunjukkan kekuatan luar biasa
mendirikan Vihara Yuquan, Guan Gong menerima Panca Sila, kemudian
menjadi Dewa Pelindung vihara ini.
Selain kisah di atas, ada satu versi lain tentang kisah
bagaimana Guan Yu menjadi seorang pelindung agama Buddha. Dikatakan bahwa
pada suatu malam Guan Yu menemui Bhiksu Zhi Kai (智 鎧), murid
dari Tiantai Master Zhi Yi, dan menerima Trisarana dari Bhiksu Zhi Kai.
Kemudian Bhiksu Zhi Kai melaporkan perjumpaan dengan Guan Yu
tersebut kepada Yang Guang, Pangeran Jin (yang kelak akan dikenal
sebagai Kaisar Sui Yang Di - 隋煬帝). Pangeran Yang Guang
memberikan Guan Yu gelar “Bodhisattva Sangharama”. Itulah asal muasal
dari mana gelar Sangharama diberikan kepada Guan Yu.
Pemujaan Guan Gong mulai meluas di kalangan Taoisme pada
abad ke-12 M. Menurut sejarawan Boris Riftin dan Barend J. Ter Haar,
pemujaan Guan Yu di kalangan Buddhis mengawali pemujaan religius Guan
Yu di Tiongkok. Bahkan di dinding kuil Guan Miao di Vihara Yuquan terdapat
tulisan “Tian Xia Di Yi Guan Miao” (天下第一關廟), yang berarti Kuil pertama
Guan Yu di Tiongkok. “Kuil pertama yang ditujukan pada Guan Yu
adalah di vihara Yuquan di provinsi Dangyang. Hubei. Kuil (Guan Miao)
ini didirikan pada tahun 713 M dan melekat pada vihara Buddhis di Gunung
Yuquan. Peran Guan Yu sebagai dewa pelindung dan vihara - vihara,
yang dipelopori oleh para Buddhis, menjadi meluas pada abad ke-9 M. Tidak
membutuhkan waktu lama bagi kuil-kuil Taois untuk menjadikannya sebagai
dewa pelindung dan pada masa Dinasti Song (960-1279) pemujaan
Taois atas Guan Yu menjadikannya sebagai fi gur dewa pelindung. Di
Xiezhou di Shanxi, di mana Guan Yu lahir, sebuah kuil Taois didirkan untuk
Guan Yu di Danau Garam pada masa Dinasti Song”.
Dalam versi lainnya, seperti dalam Catatan
Kisah Tiga Negara (San Guo Yan Yi - 三國演義), Guan Yu muncul di hadapan
Bhiksu Pu Jing (普淨) di malam saat gugur karena
dipenggal oleh Raja Wu dari pihak Sun Quan. Tubuhnya dikubur di dekat
Gunung Yuquan yaitu di Jingmenzhou. Di sela-sela kegalauan atas
kehilangan kepala, raga halus (gandharva) Guan Yu bergentayangan
mencari kembali kepalanya, “Kembalikan kepalaku”. Bhiksu Pu Jing dengan
kekuatan batinnya melihat Guan Yu turun dari angkasa menunggang
kuda Sambil menggenggam golok besar Naga Hijau, bersama dengan 2
pria, Guan Ping dan Zhou Cang.
Semasa hidupnya saat dalam pelarian dari kubu Cao Cao,
Guan Yu pernah ditolong oleh Pu Jing di Vihara Zhen-guo. Lalu Bhiksu Pu
Jing memukul pelana kuda dengan kebutan cambuknya seraya berkata, “Di
mana Yun Chang?” Seketika itu juga Guan Yu tersadarkan. Dengan
beranjali, Guan Yu bertanya, “Siapakah anda?” Saya ingin
mengetahui nama anda.” Sang bhiksu menjawab, “Bhiksu tua ini dikenal
dengan nama Pu Jing.” “Kita telah bertemu sebelumnya di Vihara Zhenguo,
tuanku. Apakah anda lupa?” Guan Yu menjawabnya, “Rasa terima
kasih atas bantuan yang anda berikan kepada saya tetap ada dalam ingatan
saya. Sebuah kemalangan telah menimpa saya.” Guan Yu kemudian memohon
petunjuk untuk dapat terbebas dari kegelapan pengembaraan batin.
Pu Jing memberi nasehat, “Dulu salah atau sekarang
benar tak perlu dipersoalkan lagi, karena terjadi pada saat
sekarang tentunya ada sebab pada masa lalu.” Pu Jing lalu
melanjutkan, “Jendral, Anda hari ini dibunuh oleh Lu Meng, hati
Anda tidak bisa menerima hal ini, namun Anda pernah memenggal kepala
enam jendral penjaga lima perbatasan serta banyak lagi lainnya, kepada
siapa mereka ini meminta kembali kepala mereka?” Kata-kata Pu Jing
itu terasa sangat menyentak.
Seperti puisi yang ditulis oleh Mahaguru C’han Xu Yun
(1840 -1959): “Saya menanti mereka yang juga berikrar untuk
mendaki Bodhi. Mengenang Guan Zhangmiu (Guan Gong) di puncak
Yuquan. Mencapai Realita Pamungkas setelah mendengar sepatah dua
patah kata.” Setelah tersadarkan dari kegalauannya, Guan
Yu memohon untuk dapat menerima Trisarana dan Panca Sila. Sejak
itu Guan Yu sering muncul melindungi masyarakat di sekitar Gunung Yuquan.
Sebagai rasa terima kasih kepada Guan Yu, para penduduk membangun kuil di
puncak Gunung Yuquan.
Awal mula jodoh karma antara Bhiksu Pu Jing dengan Guan Yu, diceritakan
dalam satu legenda. Alkisah kelahiran lampau Guan Yu adalah raja naga yang
dengan welas asih membantu rakyat yang mengalami bencana kekeringan dengan
menurunkan hujan. Namun ia melakukannya tanpa seizin raja Sakra Devanam Indra,
lantas ia dipenggal sebagai hukumannya. Setelah sang raja naga meninggal,
Bhiksu Pu Jing yang menemukan jasadnya membantu membacakan doa-doa di
hadapan jasadnya dan akhirnya raja naga tersebut terlahir kembali menjadi
Guan Yu. Gubuk rumput tempat tinggal Pu Jing kemudian dibangun
menjadi sebuah vihara yang kelak bernama Vihara Yuquan. Kemudian pada
abad ke-6, Zhi Yi berniat membangun kembali vihara di lokasi tersebut
dengan nama Vihara Yuquan. Dalam pembangunan kembali ini dikisahkan Zhi Yi
mendapat bantuan dari Guan Yu, beserta pihak kerajaan seperti dari
Pangeran Yang Guang dan ayahnya, Raja Sui Wendi yang memegang
pemerintahan pada masa itu. Vihara Yuquan ini di dalam
kompleksnya terdapat kuil Guan Miao (kuil untuk Guan Yu). Ini adalah salah
satu tempat pemujaan Guan Yu yang tertua, juga merupakan vihara tertua di
Dangyang. Tempat penampakan raga halus Guan Yu ditandai dengan sebatang
pilar batu yang bertuliskan: “Di sini tempat Guan Yun Chang dari Dinasti
Han menampakkan diri.” Pilar batu itu adalah hadiah dari Kaisar
Wan Li masa Dinasti Ming dan masih bisa dilihat sampai sekarang.
Penampakan Guan Yu juga bisa ditemukan dalam Lidai
Shenxian Tongjian (歷代神仙通 鑒 Pembuktian Bersama Dewa-Dewa
Berbagai Dinasti) karya Xu Dao. Dalam buku yang disebut juga Sanjiao Tongyuan
Lu (三教同源 錄 – Catatan Tri Dharma Satu
Sumber) ini disebutkan sebagai berikut:
Shen Xiu (神秀 - kakak seperguruan Patriarch
Ch’an ke-6, Hui Neng 惠 能), pada tahun 676-679 semasa Dinasti
Tang tiba di Vihara Yuquan dan ingin mendirikan tempat pembabaran
Dharma. Penduduk sekitar sangat memuja dan menghormati Guan
Gong. Shen Xiu ingin merobohkan Kuil Guan Yu, tiba-tiba gumpalan awan
hitam dari empat penjuru berkumpul di tempat itu, terlihat Guan
Yu membawa golok dan menunggang kuda. Shen Xiu mendongakkan kepala
dan bertanya, lalu Guan Yu dengan terperinci menjelaskan peristiwa sebelumnya. Setelah itu Shen Xiu segera mendirikan
vihara dan menjadikan Guan Yu sebagai Pelindung Vihara (Sangharama).
Sejak itulah kisah ini menyebar ke setiap vihara. Tentang ucapan
“Guan Yu dengan terperinci menjelaskan peristiwa sebelumnya”, tidak
ada penjelasan lebih lanjut, ada kemungkinan itu merujuk pada kisah
perjumpaan Guan Yu dengan Master Zhi Yi. Dalam Sutra Saptabuddha
Ashtabodhisattva Maha Dharani Sutra (Sutra tentang Mantra Sakti
Mahadharani yang dibabarkan 7 Buddha dan 8 Bodhisattva) tercatat
bahwa ada 18 Sangharama (Qielan Shen) sebagai pelindung lingkungan
vihara, yaitu: Mei Yin, Fan Yin, Tian Gu, Tan Miao, Tan Mei, Mo Miao,
Lei Yin, Shi Zi, Miao Tan, Fan Xiang, Ren Yin, Fo Nu, Song De, Guang
Mu, Miao Yan, Che Ting, Che Shi, dan Bian Shi.
Guan Yu sendiri bukanlah sosok yang tercatat dalam Sutra
Mahayana sebagai Sangharama. Sangharama sendiri mengandung
pengertian sebagai tempat tinggal anggota Sangha, atau lebih umum
dikenal sebagai vihara. Secara etimologi, istilah Sangharama telah
dikenal sejak masa kehidupan Buddha. Selain 18 dewa Sangharama yang
telah disebutkan di atas, dua tokoh yang dianggap sebagai
pelindung utama Sangharama adalah Anathapindika dan Pangeran Jeta,
penyokong Vihara Jetavanarama pada masa kehidupan Buddha.
Secara kualitatif, Guan Yu memiliki pengabdian yang
setara dengan para Pelindung Sangharama, pun karena memiliki
komitmen yang besar untuk melindungi lingkungan vihara, maka tidaklah
mengherankan bila kemudian diapresiasi secara khusus oleh
Mahayana Tiongkok sebagai Bodhisattva Sangharama, ada juga yang
menyebut sebagai Bodhisattva Satyadharma Kalama. Pada tahun
1081 M, tokoh politik Song Utara dan umat Buddha bernama Zhang
Shangying (張商英) menyebut Guan Yu sebagai Pelindung
Dharma. Di kalangan Mahayana Tiongkok, Guan Yu sering ditampilkan
berdiri berpasangan dengan Dharmapala Veda (Wei tuo Pusa) yang juga
merupakan Pelindung Dharma. Keduanya mendampingi rupang Buddha atau
Avalokitesvara.
No comments:
Post a Comment