TERPUJILAH PARA BUDDHA, PARA BHODHISATTVA MAHASATTVA, SERTA PARA ARYA NAN BIJAKSANA..._/\_ NAMO BUDDHAYA _/\_


Hidup bukan untuk berharap, memohon, mengeluh.. Tapi hidup untuk berlatih, berusaha, berdoa dan teruslah berbuat baik.
Biarlah para mahluk suci menilai, melihat ketulusan dan keikhlasan dalam kebaikan yang kita lakukan. Selalu bersyukur saat para Buddha, Bodhisattva, Dewa, manusia atau mahluk suci lainnya memancarkan Welas Asih-nya kepada kita.

W E L C O M E ( E H I P A S S I K O )

Wednesday, 4 December 2013

BUDDHA AKSHOBHYA



PANCA DHYANI BUDDHA



BUDDHA AKSHOBHYA



Akshobhya tampil dalam "Naskah tanah-Buddha Akshobhya" (Scripture of the Buddha-land of Akshobhya; yang berasal dari tahun 147 Masehi dan merupakan naskah tertua mengenai Tanah Suci.

Berdasarkan naskah tersebut, seorang bhikkhu berharap untuk melakukan Dharma di dunia kegembiraan bagian timur dan bersumpah untuk tidak memikirkan kemarahan atau kebencian kepada mahluk lainnya hingga mencapai pencerahan. Pada akhirnya ia terbukti "tidak tergerakkan" dan ketika ia berhasil, ia menjadi Buddha Akshobhya.

Akshobhya seringkali disatukan dengan Acala (Jepang: Fudō myō-ō), nama yang memiliki arti yang sama dalam bahasa sansekerta yakni 'yang tidak tergerakkan'. Akan tetapi, Acala bukanlah seorang buddha, tetapi merupakan salah-satu dari Lima Raja Kebijaksanaan dari Alam Rahim di mazhab Vajrayana.

Sebelum kedatangan Bhaisajyaguru (Yakushi), Akshobhya lebih dikenal sebagai subyek pemujaan kecil akan buddha penyembuh, walaupun sekarang keduanya ditemukan dalam mazhab buddhisme Shingon di Jepang.

Akhir-akhir ini, baru ditemukan naskah Gandhari dari Pakistan di daerah Bajaur, potongan naskah dari Sutra Mahayana awal yang menceritakan Aksobhya. Penanggalan awal dengan paleografi menyatakan berkisar dari akhir abad pertama hingga awal abad kedua masehi. Penanggalan dengan menggunakan radiokarbon yang lebih lanjut sedang berlangsung. Analisa dan laporan lengkap akan naskah ini diperkirakan akan dipublikasikan akhir tahun 2008.

Akshobhya merupakan perwujudan 'pengetahuan cermin' (Bahasa Sansekerta: Ādarśa-jñāna: merujuk kepada Panchajnana). Pengetahuan akan apa yang nyata, dan apa yang merupakan khayalan, atau pantulan dari sesuatu yang mirip dengan kenyataan sesungguhnya. Cermin tersebut adalah pemikiran itu sendiri - cerah seperti langit, kosong tetapi bercahaya. 

Memegang seluruh gambaran akan ruang dan waktu, tetapi tidak tersentuh olehnya.Ia menggambarkan pemikiran yang abadi, dan mazhab Vajrayana senantiasa berhubungan dengan alasan dan pengetahuan. Kecerdasannya menerangkan kebodohan yang gelap, ketajamannya memotong kekeliruan.

Mazhab Vajra, dimana Akshobhya berada, dihubungkan dengan elemen air. Oleh karenanya kedua warna dari Vajra tersebut adalah biru atau putih. Putih cemerlang seperti pantulan matahari dari air, dan biru, seperti dalamnya samudera. Bahkan jika permukaan samudra itu digerakkan oleh gemuruh ombak, kedalamannya tetap tidak tergerakkan. Dan walau air terkesan ringan dan tidak memiliki berat, pada kenyataannya air sangatlah berat. 

Air mengalir ke tempat yang lebih rendah dan berdiam disana. Ia mengikis bebatuan, tetapi secara lemah-lembut, tanpa kekerasan. Ketika beku, menjadi keras, tajam, dan jernih seperti kecerdasan, tetapi untuk mencapai potensi utuhnya, ia juga harus mencair dan dapat beradaptasi seperti aliran sungai. Hal-hal ini seluruhnya adalah kualitas esensi dari Akshobhya.

Banyak perwujudan kemurkaan mahluk tantrik diwakili dengan warna biru karena mereka menggambarkan energi kemarahan dan penyerangan, menjadi kebijaksanaan dan pencerahan.


No comments:

Post a Comment