PANCA DHYANI BUDDHA
BUDDHA AKSHOBHYA
Akshobhya tampil dalam "Naskah tanah-Buddha
Akshobhya" (Scripture of the Buddha-land of Akshobhya; yang berasal dari
tahun 147 Masehi dan merupakan naskah tertua mengenai Tanah Suci.
Berdasarkan naskah tersebut, seorang bhikkhu berharap untuk
melakukan Dharma di dunia kegembiraan bagian timur dan bersumpah untuk tidak
memikirkan kemarahan atau kebencian kepada mahluk lainnya hingga mencapai
pencerahan. Pada akhirnya ia terbukti "tidak tergerakkan" dan ketika
ia berhasil, ia menjadi Buddha Akshobhya.
Akshobhya seringkali disatukan dengan Acala (Jepang:
Fudō myō-ō), nama yang memiliki arti yang sama dalam bahasa sansekerta yakni
'yang tidak tergerakkan'. Akan tetapi, Acala bukanlah seorang buddha, tetapi
merupakan salah-satu dari Lima Raja Kebijaksanaan dari Alam Rahim di mazhab
Vajrayana.
Sebelum kedatangan Bhaisajyaguru (Yakushi),
Akshobhya lebih dikenal sebagai subyek pemujaan kecil akan buddha penyembuh,
walaupun sekarang keduanya ditemukan dalam mazhab buddhisme Shingon di Jepang.
Akhir-akhir ini, baru ditemukan naskah Gandhari dari Pakistan
di daerah Bajaur, potongan naskah dari Sutra Mahayana awal yang menceritakan
Aksobhya. Penanggalan awal dengan paleografi menyatakan berkisar dari akhir
abad pertama hingga awal abad kedua masehi. Penanggalan dengan menggunakan
radiokarbon yang lebih lanjut sedang berlangsung. Analisa dan laporan lengkap
akan naskah ini diperkirakan akan dipublikasikan akhir tahun 2008.
Akshobhya merupakan perwujudan 'pengetahuan cermin' (Bahasa
Sansekerta: Ādarśa-jñāna: merujuk kepada Panchajnana). Pengetahuan akan apa
yang nyata, dan apa yang merupakan khayalan, atau pantulan dari sesuatu yang
mirip dengan kenyataan sesungguhnya. Cermin tersebut adalah pemikiran itu
sendiri - cerah seperti langit, kosong tetapi bercahaya.
Memegang seluruh gambaran akan ruang dan waktu, tetapi tidak
tersentuh olehnya.Ia menggambarkan pemikiran yang abadi, dan mazhab Vajrayana
senantiasa berhubungan dengan alasan dan pengetahuan. Kecerdasannya menerangkan
kebodohan yang gelap, ketajamannya memotong kekeliruan.
Mazhab Vajra, dimana Akshobhya berada, dihubungkan dengan
elemen air. Oleh karenanya kedua warna dari Vajra tersebut adalah biru
atau putih. Putih cemerlang seperti pantulan matahari dari air, dan biru,
seperti dalamnya samudera. Bahkan jika permukaan samudra itu digerakkan oleh
gemuruh ombak, kedalamannya tetap tidak tergerakkan. Dan walau air terkesan
ringan dan tidak memiliki berat, pada kenyataannya air sangatlah berat.
Air mengalir ke tempat yang lebih rendah dan berdiam disana.
Ia mengikis bebatuan, tetapi secara lemah-lembut, tanpa kekerasan. Ketika beku,
menjadi keras, tajam, dan jernih seperti kecerdasan, tetapi untuk mencapai
potensi utuhnya, ia juga harus mencair dan dapat beradaptasi seperti aliran
sungai. Hal-hal ini seluruhnya adalah kualitas esensi dari Akshobhya.
Banyak perwujudan kemurkaan mahluk tantrik diwakili dengan
warna biru karena mereka menggambarkan energi kemarahan dan penyerangan,
menjadi kebijaksanaan dan pencerahan.
No comments:
Post a Comment