TERPUJILAH PARA BUDDHA, PARA BHODHISATTVA MAHASATTVA, SERTA PARA ARYA NAN BIJAKSANA..._/\_ NAMO BUDDHAYA _/\_


Hidup bukan untuk berharap, memohon, mengeluh.. Tapi hidup untuk berlatih, berusaha, berdoa dan teruslah berbuat baik.
Biarlah para mahluk suci menilai, melihat ketulusan dan keikhlasan dalam kebaikan yang kita lakukan. Selalu bersyukur saat para Buddha, Bodhisattva, Dewa, manusia atau mahluk suci lainnya memancarkan Welas Asih-nya kepada kita.

W E L C O M E ( E H I P A S S I K O )

Sunday 1 December 2013

GUAN YU ( KWAN KONG ) , SANGHARAMA BODHISATTVA / SATYAKALAMA BODHISATTVA ( PELINDUNG DHARMA / DHARMAPALA )

SEJARAH SINGKAT " GUAN YU ".

Sebagian besar orang bisa saja tidak mengenal nama Bodhisattva Sangharama, tetapi begitu melihat citra rupang seorang jendral gagah perkasa dengan jenggot panjang indah bergemulai dan paras muka merah lebam berkilau, maka mereka pasti akan langsung tahu. Ya, Bodhisattva Sangharama adalah Guan Yu alias Guan Gong (Kwan Kong).

Siapa tidak tahu Guan Yu? Banyak orang mengetahuinya dari cerita Sam Kok (Kisah Tiga Negara) dan game Dynasty Warrior. Namun, tahukah kita bagaimana latar belakang Guan Yu hingga dinobatkan sebagai Dharmapala (Pelindung Dharma) dalam tradisi Mahayana Tiongkok? Guan Yu 關羽 (160 - 219 M), alias Yun Chang (雲長), lahir pada tanggal 24 bulan 6 Imlek, adalah penduduk asal Jiezhou, Hedong (sekarang Yuncheng, Propinsi Shanxi). Sejak kecil dididik dalam bidang kesusastraan dan sejarah. Beliau sangat menggemari kitab sejarah Chunqiu (Musim Semi dan Gugur) dan Zuozhuan (kitab sejarah karya Zuo Qiuming). Guan Yu memiliki 3 anak: Guan Ping (關平), Guan Xing (關興) dan Guan Suo (関索).

Salah satu watak istimewa yang dimiliki Guan Yu adalah jiwa setia dan ksatria, beliau berani membela yang lemah dan tertindas. Tahun 184, Guan Yu melarikan diri dari kampung halamannya setelah membunuh orang demi membela kaum lemah. Beliau menuju wilayah Zuo, kemudian berkenalan dengan Liu Bei (劉備) dan Zhang Fei(張 飛). Liu Bei adalah anggota keluarga Kaisar Kerajaan Han yang sedang merekrut prajurit untuk membasmi pemberontakan Serban Kuning. Karena memiliki cita-cita yang sama, maka mereka bertiga menjalin tali persaudaraan yang dikenal dengan sebutan Tiga Pertalian Setia di Taman Bunga Persik. Semenjak itu, mereka bertiga berkomitmen sehidup semati mem perjuangkan cita-cita penegakan hukum demi membersihkan Kerajaan Han dari gerogotan korupsi dan pengkhianatan. Namun Kerajaan Han yang telah berdiri kokoh selama 400 tahun itu akhirnya terpecah menjadi 3 kerajaan, yang mana Liu Bei sebagai salah satu anggota keluarga kerajaan menyatakan diri sebagai penerus Dinasti Han. Era inilah yang kemudian terkenal dengan sebutan San Guo (Sam Kok - Tiga Negara). Perjuangan keras tiga bersaudara Taman Bunga Persik untuk mempersatukan Tiongkok tidak berhasil. Begitulah hingga usia 60 tahun, Guan Yu bersama putranya, Guan Ping, akhirnya gugur dalam pertempuran. Meskipun demikian, rasa hormat terhadap Guan Yu tidak serta merta lenyap seiring dengan gugurnya pahlawan berparas merah lebam ini.

Keberanian, kesetiaan dan jiwa ksatria beliau menjadi kisah harum dalam masyarakat Tionghoa selama turun temurun. Banyak tokoh dalam Kisah Tiga Negara yang di kemudian hari menjadi dewa pujaan bangsa Tionghoa. Yang lebih banyak dijumpai adalah kuil pemujaan bagi Guan Yu, Zhang Fei dan Zhu Geliang. Khusus untuk Guan Yu, salah satu dari lima jendral utama Liu Bei, sejak Dinasti Song dan Yuan, pemujaan terhadap beliau berkembang sangat pesat, bahkan pada awal Dinasti Qing telah menyebar hampir ke seluruh pelosok Tiongkok, sehingga tak heran kalau kaum wanita dan anak-anak tidak ada yang tidak tahu akan Dewa Perang satu ini. 

Tercatat semenjak tahun 1102 semasa kekuasaan Kaisar Huizong dari Dinasti Bei Song (Song Utara), kemudian Dinasti Nan Song (Song Selatan), Dinasti Yuan, Dinasti Ming hingga Dinasti Qing tahun 1828, beberapa kaisar menganugerahkan gelar kehormatan bagi Guan Yu. Sebutan kehormatan Sanxi Fuzi atau Sanxi Guan Fuzi (山西夫子 – Suciwan dari Shanxi) adalah diberikan oleh Kaisar Qian Long pada tahun 1736. Sebutan Fuzi hanya dimiliki oleh dua orang, salah satunya dan yang pertama adalah Konfusius (Konghucu) yang disebut sebagai Shandong Fuzi (山东夫子– Suciwan dari Shandong). Dua Fuzi ini seakan menjelaskan filosofi bangsa Tionghoa yang menekankan pentingnya perpaduan Wen (文 – sastra, sipil) dengan Wu (武 – silat, militer), yang mana dalam hal Dua Suciwan Fuzi ini Konfusius adalah Wen, sedang Guan Yu adalah Wu. Selain itu, dalam kalangan spiritual, dikenal pula kisah perjodohan Guan Yu dengan ajaran Buddha, sebuah ajaran kebenaran sejati yang menembus kepekatan misteri dimensi ruang dan waktu. 

Guan Yu menjadi siswa Buddha setelah beliau gugur.

Nama Lengkap : Guan Yunchang
Anak : Guan Ping (anak angkat, A.D. 182), Guan Xing (A.D. 193), Guan Suo (A.D. 194)
Cucu : Guan Tong (anak dari Guan Xing, A.D. 224), Guan Yi (anak dari Guan Xing, A.D. 226)






No comments:

Post a Comment